Kamis, 19 Mei 2011

anatomi dan fisiologi reproduksi



ANATOMI DAN FISIOLOGI

1.      Ovarium











Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari            korteks            dan         medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae "menangkap" ovum yang    dilepaskan            pada    saatovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
Organ terpenting dalam sistem reproduksi perempuan adalah indung telur, yang masing-masing beratnya 10-20 gram. Indung telur membuat sel telur yang merupakan setengah dari setiap orang yang baru lahir (setengah lainnya terbentuk dari sel sperma yang berasal dari tubuh laki-laki).
Fungsi lain indung telur adalah menghasilkan hormon-hormon seksual. Inilah fungsi yang sangat penting karena hormon-hormon ini menjadikan tubuh seorang anak menjadi perempuan. Fungsi ini seperti seorang pemahat yang memahat patung, tetapi hormon-hormon ini tak berada di luar tubuh seperti patung berada di luar tubuh pemahatnya, melainkan (pada hormon) patungnya dibuat dalam tubuh.
Hormon-hormon seksual menghasilkan tubuh perempuan, misalnya, membuat tulang panggul melebar karena pada masa kehamilan ini akan memberikan ruang yang dibutuhkan bayi dalam       rahim           ibunya.













2.      Testis







terletak di dalam skrotum, berada di dalam abdomen sewaktu janin dan turum mil kanalis inguinal kiri dan kanan.Menggantung di fenikulus spermatikus masuk kedalam skrotum saat menjelang akhir kehamilan.Testis memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan sperma dan membuat testosteron (hormon seks pria yang utama).
Dua buah testes ada dalam skrotum. Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Menghasilkan hormon testosteron dan estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis sementara FSH diperlukan untuk memulai dan mempertahankan spermatogenesis. Estrogen mempunyai efek menurunkan konsentrasi testosteron melalui umpan balik negatif terhadap FSH sementara kadar testosteron dan estradiol menjadi umpan balik negatif terhadap LH. Fungsi testis sebagai organ reproduksi berlangsung di tubulus seminiferus. Efek testosteron pada fetus merangsang diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria. Pada masa pubertas hormon ini akan merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan alat genital, distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan penebalan pita suara serta perkembangan sifat agresif. Sebagai hormon anabolik, akan merangsang pertumbuhan  dan                       penutupan         epifise  tulang.

SISTEM ENDOKRIN PADA OVARIUM DAN TESTIS

1.      Hormon
Hormone adalah zat kimia yang diperoduksi oleh kelenjar endokrin yang mempunyai efek tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh. Hormone berasal dari kata Homaein yang berarti menggiatkan atau memacu. Hormone dibentuk pada suatu kelenjar, akan tetapi melakukan fungsinya pada tempat lain. Umumnya hormone dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan masuk ke dalam system peredaran darah. Hormone merupakan senyawa protein ataupun senyawa steroid.
Di dalam tubuh hormone, berperan dalam mengatur metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, dan reaksi terhadap stress serta tingkah laku. Hanya sedikit hormone yang digunakan untuk kegiatan tubuh.

2.      Hormon-Hormon Reproduksi
Hormone reproduksi atau hormone seks adalah zat yang dikeluarkan oleh kelenjar seks dan kelenjar adrenalin langsung ke dalam aliran darah. Mereka secara sebagian bertanggung jawab dalam menentukan jenis kelamin janin dan bagi perkembangan organ seks yang normal. Mereka juga memulai pubertas dan kemudian memainkan peran dalam pengaturan perilaku seks
Adapun hormon-hormonnya adalah ;
v  GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisi anterior untuk memproduksi dan melepas hormone-hormon gonadotrophin (FSH, LH)

v  FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basal hipofisi anterior, sebagi respon terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulose di ovarium wanita (pada pria memicu pematangan sperma di testis).
v  LH (Luteinizing Hormone)/ ICSH (Interstital Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel dan mencetuskan terjadinya ovulasi dipertengan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pasca ovulasi dalam menghasilkan progesterone.

Hormon-hormon seks utama dapat dibedakan menjadi estrogen dan androgen. Kedua kelas hormone ini ada pada pria dan wanita, namun dalam kadar yang berbeda. Kebanyakan pria memproduksi 6-8 mg testosterone (sebuah endrogen) per hari, dibandingkan dengan kebanyakan wanita yang memproduksi 0,5 mg setiap hari. Estrogen juga ada pada kedua jenis kelamin, namun dalam jumlah yang lebih besar pada wanita.
a.       Hormon Reproduksi Pada Wanita
ü  Estrogen
Diproduksi oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah yang sedikit juga diproduksi di adrenal melalui konversi hormone androgen.
Adalah hormone seks yang umumnya diproduksi oleh rahim wanita yang merangsang pertumbuhan organ seks anak perempuan, seperti halnya payudara dan rambut kelamin, dikenal sebagai karakteristik seks sekunder. Juga mengatur siklus menstruasi.
Estrogen penting dalam menjaga kondisi dinding vagina dan elastisitasnya, serta dalam memproduksi cairan yang melembabkan vagina. Juga membantu menjaga tekstur dan fungsi payudara wanita.

ü  Progesterone
Diproduksi terutama dikorpus luteum di ovarium, sebagian di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan diproduksi di plasenta. Progesterone menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus dan mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi

ü  HCG (Human Chorionoc Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trisemester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormone-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal, juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
ü  LTH (Lactotrophic Hormone)/ Prolaktin
   Diperoduksi di hipofisi anterior, memiliki aktifitas memicu dan meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar mamae (susu/payudara). Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematang sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.
Pada kehamilan prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL/ Human Placental Lactogen). Fungsi laktogenik/ laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi/ pasca persalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguam pematang folikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.

b.      Hormon Reproduksi Pada Laki-laki
ü  Androgen
Adalah hormone seks yang umumnya diproduksi hanya oleh testis pria. Membantu memulai perkembangan testis dan dan penis pada janin laki-laki. Mereka memulai proses pubertas dan mempengaruhi pertumbuhan rambut pada wajah, tubuh dan alat kelamin, mendalamkan suara, pertumbuhan otot, karakteristik seks pria.


ü  Testosterone
Hormone seks yang diproduksi setelah pubertas yang memainkan peran dalam pengaran gairah seks.
Kekurangan testosterone dapat jumlah yang besar dapat menyebabkan turunnya gairah seks.jumlah testosterone yang sedikit dapat menyebabkan sulit mendapat atau menjaga ereksi. Sedangkan kelebihan testosterone dapat meningkatkan gairah seks.

PERAN HORMON DALAM REPRODUKSI

1.      Mekanisme Spermatogenesis
     
Spermatogenesis terjadi setelah seorang laki-laki mengalami masa pubertas (dewasa secara biologis). Proses ini kemudian terjadi secara teratur dan terus menerus seumur hidup laki-laki.
Di dalam testis, spermatogenesis terjadi di tubulus semineferus. Pada dinding tubulus semineferus telah terdapat calon-calon sperma (Spermatogonium) yang berjumlah ribuan. Spermatogonium melakukan pembelahan mitosis membentuk spermatosit primer. Spermatosit primer melakukan pembelahan meiosis pertamam membentuk spermatosit sekunder, setiap spermatosit sekunder membelah sacara meiosis (meiosis II) menghasilkan 2 spermatid yang bersifat haploid, spermatid ini berkembang menjadi sperma yang masak, sperma yang masak akan menuju epididimis. Proses spermatogenesis ini dipengaruhi oleh hormone FSH dan LH.
2.      Mekanisme Oogenesis
Oogenesis terjadi di ovarium. Di ovarium ini telah tersedia calon-calon sel telur yaiutu oosit primer yang terbentuk sejak bayi lahir. Saat pubertas, di bawah pengaruh FSH, oosit primer melakukan pembelahan meiosis dan menghasilkan oosit sekunder dan bahan polar pertama (polosit primer). Oosit sekunder dikelilingi oleh folikel. Foike-folikel ini dibawah pengaruh FSH membelah berkali-kali dan membentuk folikel graaf yang masak. Kemudian, sel-sel folikel ini memproduksi estrogen yang merangsang hipofisis untuk mensekresikan LH (Lituenizing Hormone). Hormone ini berfungsi mendorong pelepasan sel telur atau ovulasi. Jika pada saat ovulasi terjadi pembuahan maka oosit sekunder meneruskan pembelahan menjadi ootid (haploid) dan badan polar kedua. Ootid berdeferensiasi menjadi ovum. Jadi, dalam oogenesis ini dihasilkan oosit sekunder yang akan dibuahi oleh sperma,dan setelah pembuahan, oosit sekunder membelah lagi secara meiosis hingga di hasilkan ovum. Wanita hanya mengeluarkan 1 sel telur selama waktu tertentu (siklus).

















3.      Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi pada wanita terdiri dari tiga fase ;
a.       Fase Ploriferasi
Fase ini dikendalikan oleh hormone estrogen maka disebut juga “fase estrogenic”. Fase ini dimulai pada hari kelima sampai hari keempat belas dari siklus. Setiap bulan setiap haid, hormone FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hormone ini berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan pemasakan ovum dan folikel graaf. Selama pertumbuhuan folikel menjadi folikel graaf terjadi proses pembentukan dan pengeluaran hormone estrogen.estrogen berfungsi untuk membangun endometrium sehingga endometrium rahim menebal sekitar 5-7 cm. Selain itu, estrogen juga mempengaruhi kelenjar servik untuk menghasilkan cairan encer. Adanya estrogen akan  menghambat pengeluaran FSH dan memacu pengeluaran LH yang dikeluarkan lobus anterior hipofisis. Pada tahan akhir, dengan pecahnya folikel graaf, ovum terlepas dan terlempar keluar. Peristiwa ini disebut ovulasi yang kira terjadi pada hari keempat belas dari suatu siklus.

b.      Fase Sekresi (Fase Progesteron)
Fase ini terjadi pada hari 14 sampai hari ke 28 dari siklus. Folikel graaf yang pecah pada saat ovulasi berubah menjadi korpus rubrum yang banyak darah. Adanya LH menyebabkan korpus rubrum berubah menjadi korpus luteum (badan kuning). Korpus luteum mensekresikan hormone progesterone.
Selama fase sekresi, endometrium terus menebal arteri-arteri membesar, dan kelenjar endometrium tumbuh. Perubahan endometrium dipengaruhi oleh hormone estrogen dan progesterone yang disekresikan oleh korpus luteum sesudah ovulasi. Jika tidak ada kehamilah, korpus luteum berdegenerasi sehingga progesterone dan estrogen menurun bahkan hilang.

c.       Fase Menstruasi
Tahap ini berkhir pada 4-6 hari suatu siklus. Oleh karena hormone estrogen dan progesterone berhenti dikeluarkan maka endometrium mengalami degenerasi. Darah, mucus, dan sel-sel epitel dikeluarkan sebagai darah haid dari rongga uterus ke vagina.
Dengan menurunnya dan hilangnya progesterone dan estrogen, FSH aktif diperoduksi lagi dan siklus mulai kembali.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar